Jerami Memperkecil Kerusakan
Getah Bening dan Burik Buah Manggis
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Jerami merupakan limbah pertanian
yang kaya guna. Namun pemanfaatan limbah yang lazimnya digunakan sebagai mulsa
ini masih belum maksimal. Hal ini terlihat dari tumpukan jerami yang dibiarkan
di sekitar areal persawahan pada setiap musim panen. Sebagian yang lain
memusnahkan limbah tersebut dengan dibakar. Hal ini akan memperparah tingkat
pemanasan global akibat meningkatnya CO2 di atmosfer.
Padahal potensi penyediaan jerami
di Indonesia sangat terbuka lebar.
Bagaimana tidak, produksi jerami padi dapat mencapai 12 – 15 t/h per
panen. Jumlah ini bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman
padi yang digunakan. Artinya jika kita mampu mengoptimalkan pemanfaatan jerami,
maka kita turut berkontribusi pula dalam menurunkan tingkat pemanasan global
yang diakibatkan oleh pembakaran jerami.
Mulsa jerami lazimnya digunakan
pada tanaman palawija, sementara penggunaannya pada tanaman pohon pohonan
khususnya tanaman buah masih belum dikenal luas. Pada tanaman manggis, jerami
dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, antara lain mempercepat pertumbuhan
tanaman pada fase bibit.
Percepatan pertumbuhan ini
didapatkan dengan memperkaya lingkungan tumbuh tanaman manggis dengan CO2 yang
bersumber dari proses dekomposisi jerami padi yang baru dipanen.
Jerami juga meningkatkan
pertumbuhan tanaman muda di lapangan. Peningkatan pertumbuhan ini bersumber
dari kandungan hara pada jerami.
Jerami meningkatkan kesehatan
tanaman. Jerami dapat menekan kerusakan buah oleh getah bening dalam buah
manggis dengan cara menjaga kelembaban tanah dan penyediaan kebutuhan unsur
hara. Jerami juga dapat menekan serangan hama burik dengan cara menekan
pertumbuhan gulma yang menjadi inang dari hama dan penyakit tanaman, serta
menyediakan tempat tumbuh bagi predator telur hama burik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar