Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan Kementerian Pertanian
Republik Indonesia
Produksi daging sapi dan kerbau di Indonesia baru mencukupi 65% dari
kebutuhan dalam negeri dan sisanya dipenuhi melalui impor daging dan sapi
bakalan dari Australia dan New Zealand dengan laju sekitar 8% per tahun. Untuk
bisa memenuhi target program PSDSK (Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau) pada
tahun 2014 dibutuhkan terobosan inovasi teknologi yang tidak biasa digunakan
tetapi dapat berdampak langsung pada peningkatan populasi dan produktivitas
ternak seperti kelahiran kembar.
Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa
kelahiran kembar dipengaruhi oleh lokasi, bangsa induk serta jenis kelamin
pedet.
Paritas berpengaruh secara kuadratik terhadap kelahiran kembar dengan
puncak kelahiran kembar pada paritas ke-2 dan 3. Jenis kelamin yang dominan
adalah betina 56% dan jantan 28% yang berasal dari sejumlah 64 pedet kelahiran
kembar.
Pakan dan nutrien yang dikandungnya tidak dapat berdiri sendiri dalam
memicu terjadinya kelahiran kembar, tetapi harus berinteraksi dengan lokasi dan
berlaku hanya pada status fisiologis tertentu saja baru dapat memicu terjadinya
ovulasi lebih dari satu yang jika pada saat tersebut terjadi pembuahan barulah
dapat berakhir dengan kelahiran kembar pada sapi potong.
Diduga sapi PO mengandung gen kelahiran kembar dengan persentase yang
lebih besar dari sapi potong umumnya sehingga sebaiknya sapi PO dijadikan
prioritas dalam membangun breeding herd sapi kembar di Indonesia.
Sumber: Prosiding Semnas Teknologi
Peternakan dan Veteriner Tahun 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar