Harga Kedelai Mahal?? Kenapa Gak Pake Koro Pedang!!
Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Kementerian
Pertanian Republik Indonesia
KETIKA KORO PEDANG DIJADIKAN TEMPE
Dalam beberapa bulan
terakhir ini kita dilanda gonjang-ganjing kedelai gara2 harganya melambung
tinggi. Akibatnya sudah kita rasakan bersama, produsen tahu tempe
"ngambeg", konsumenpun "galau" karena tahu tempe sempat
hilang dari peredaran. Adakah kacang-kacangan lain yg bisa dijadikan tempe?
Jawabannya "ada" dan koro pedang (Canavalia ensiformis) adalah salah
satu yang kandidatnya sangat potensial. Tanaman ini sangat bandel, mampu tumbuh
di lahan marjinal sehingga tidak perlu bersaing untuk memperebutkan tanah subur
untuk menanamnya. Meskipun kadar proteinnya lebih rendah dari kedelai tetapi
masih rasional untuk diolah menjadi tempe.
Kenali Koro Pedang
Sifat atau kodrat koro
pedang memang berbeda dengan sifat kedelai. Ukuran bijinya hampir 3 kali lebih
besar dari biji kedelai. Biji koro pedang diselimuti kulit biji yang sangat
tebal dan kulit biji tersebut menempel kuat. Hal ini tentu sangat berbeda
dengang kulit ari tipis pada kedelai. Ukurannya yang besar juga harus dicacah
agar cocok untuk tempe. Saat ini,Badan Litbang Pertanian melalui BB-Pascapanen
telah berhasil menyediakan teknologi pengupasan dan pencacahan koro pedang.
Koro pedang cacah dapat disediakan di tingkat (kelompok) tani sehingga perajin
tempe tidak bisa mengolah koro pedang menjadi tempe semudah kedelai. petani
juga berpeluang mendapatkan nilai tambah.
Tempe Koro Pedang
Garis besar cara
pembuatan tempe Koro pedang diadopsi dari proses pembuatan tempe kedelai.
Modifikasi substrat dengan mencacah biji koro untuk memperluas permukaan
sehingga ragi tempe tumbuh optimal. Waktu tanak biji koro pedang cacah lebih
lama beberapa menit dari kedelai. Proses selanjutnya adalah perendaman,
pengukusan, peragian dan pemeraman hingga diperoleh struktur kompak tempe.
Meskipun demikian, ada perbedaan sangat mendasar antara sifat tempe koro pedang
dengan tempe kedelai akibat perbedaan sifat keduanya. Pada kondisi pemeraman
berlebihan, tempe koro pedang menjadi asam. Hal yang sama tidak terjadi pada
tempe kedelai. Fenomena ini merupakan konsekuensi dari perbedaan komponen kimia
di dalamnya. Koro pedang didominasi oleh protein dan pati sedangkan kedelai
oleh protein dan minyak. Pada subtrat koro, ragi tempe akan merombak pati dan
derivatnya menjadi asam bila masa pemeraman (fermentasi) berlebih. Pada
substrat kedelai, ragi tempe akan merombak protein menjadi amonia. Oleh
karenaya, dapat di pahami jika pH tempe koro pedang lebih rendah dibanding
tempe kedelai. Akibatnya umur simpan tempe koro pedang jauh lebih singkat
dibanding tempe kedelai. Tempe koro pedang segar tetap dapat dinikmati dengan
memberikan perlakuan tambahan seperti pemberian panas secara minimal kemudian
dikemas dan disimpan dalam lemari pendingin. Tempe koro pedang dipasarkan dalam
bentuk tempe potong dalam kemasan (fresh cut tempe product).
Tempe koro pedang mulai
diperkenalkan oleh kelompok masyarakat di daerah Temanggung dan Salatiga. Tidak
ada keluhan bagi mereka yang mengonsumsinya. Seperti halnya kedelai, sejumlah
zat anti gizi juga ditemukan di dalam koro pedang. Untungnya, hampir semua zat
anti gizi tersebut dapat dihilangkan selama proses pengolahan tempe dan
bersifat mudah rusak oleh panas (heat labil). Salah satu zat anti gizi yang
sering dikhawatirkan di dalam koro pedang adalah canavalin. Canavalin merupakan
suatu glikoprotein yang diduga menjadi penyebab penggumpalan darah
(hemaglutinasi). Kekhawatiran ini wajar karena canavalin relatif stabil
dibanding zat anti gizi lain. Hasil penelitian awal yang dilakukan oleh
peneliti BB Pascapanen menunjukkan bahwa lebih dari 80% aktifitas hemaglutinasi
tempe koro pedang dapat dihilangkan. Hal ini mengindikasikan bahwa tempe koro
pedang aman dikonsumsi. Sejauh ini, tidak ada keluhan yang timbul akibat
konsumsi koro pedang.
Tantangan Tempe Koro Pedang
Perlu banyak upaya agar
tempe koro pedang dapat diterima seperti halnya tempe kedelai. Konsumen
bersedia mengonsumi apabila ada keunggulan yang dimiliki oleh tempe koro
pedang. Tempe koro pedang memiliki peptida yang bersifat ACE inhobitor. ACE
(Angiotensin Converting Enzyme) merupakan enzim yang berperan dalam pengaturan
tekanan darah seseorang. Sifatnya sebagai ACE inhibitor tampaknya menjadi
berita baik bagi kelompok yang beresiko mengalami hipertensi.
Tempe koro pedang juga
memiliki tantangan tersendiri dalam penerapan sistem standar yang ada. Saat
ini, Indonesia sudah memiliki SNI tempe, di mana salah satu syaratnya adalah
“tempe” harus berasal dari kedelai dengan kadar protein (Nx5,75) minimal 15%.
Terminologi lain perlu difikirkan untuk produk fermentasi koro pedang (tempe)
ini.
(Penulis: Dr.Endang Y.Purwani, Peneliti BB-Pascapanen. 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar