Rabu, 22 Oktober 2014

Inpari 19: VUB Padi Genjah yang Disukai Petani



Inpari 19: VUB Padi Genjah yang Disukai Petani
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) telah menciptakan varietas padi yang dapat dikembangkan di lahan irigasi dan tadah hujan. Pada tahun 2011 telah dilepas varietas unggul baru (VUB) dengan nama Inpari 19 dengan umur yang genjah dengan potensi malai tinggi sehingga menjadi alternatif varietas padi yang layak untuk dikembangkan. Inpari 19 sesuai ditanam di lahan irigasi dan tadah hujan dengan ketinggian 0-600 mdpl. Umur tanaman hanya 104 hari dengan tinggi tanaman 102 cm dan potensi hasil mencapai 9,5/ha GKG. Tekstur nasi pulen yang disukai sebagian besar masyarakat umumnya. Dilihat dari tingkat ketahanannya terhadap hama dan penyakit, varietas ini tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1 dan 2, agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 3 dan tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan hawar daun bakteri patotipe IV dan rentan terhadap hawar daun bakteri patotipe VIII.
Varietas Inpari 19 telah direkomendasikan sebagai varietas unggul baru adaptif di sejumlah wilayah Kab. Sukabumi dengan produktivitas tanaman mencapai 7,0 ton GKG/ Ha lebih tinggi ketimbang produktivitas tanaman padi sawah rata-rata di Kab. Sukabumi saat ini yang baru sekitar 6,4 ton GKG/ Ha. Varietas Inpari 19 juga sebagai model percontohan percepatan adopsi teknologi PTT padi sawah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi dalam mendukung program P2BN di Kab. Sukabumi dengan target tanam seluas 158.154 Ha untuk mencapai surplus beras sebanyak 250 ribu ton pada tahun 2014 dan diharapkan dapat berdampak luas terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama/petani.
Varietas Inpari 19 mulai dikembangkan di Kabupaten Lombok Tengah dan kab. Lombok Utara (KLU) NTB. Inpari 19 yang berumur pendek, provitas cukup tinggi, dan rasa nasinya yang pulen dinilai sesuai dengan kondisi agroklimat di KLU, sehingga disukai oleh masyarakat KLU. Hasil ubinan rata-rata Inpari 19 mencapai 8,1 ton/ha GKP sehingga menjadi varietas andalan untuk dikembangkan di KLU.
Varietas Inpari 19 merupakan VUB yang cocok dikembangkan dan dibudidayakan petani di Kab. Padanglawas (Palas). Hasil uji adaptasi varietas Inpari 19 di Kab. Palas menunjukkan bahwa setelah dilakukan proses penanaman, perawatan dan pengujian dosis pemupukan serta dilakukan panen perdana, ternyata sesuai dan dapat beradaptasi dengan kondisi tanah di Palas.
Selain di Sukabumi, Lombok Tengah, Lombok Utara dan Palas, Inpari 19 juga cocok ditanam di provinsi ujung paling barat Indonesia, DI Aceh dan DI Yogyakarta karena produktivitasnya melebihi rata-rata nasional. Inpari 19 juga direkomendasikan di wilyah Kab. Klaten Jawa Tengah untuk ditanam pada saat MT III untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit karena daya tahannya yang bagus dengan umur pendek dan cepat panen.

 Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganSumber: Prosiding Semnas Teknologi  Peternakan dan Veteriner Tahun 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar