Inpari 19: VUB Padi Genjah yang Disukai Petani
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanman Pangan Kementerian Pertanian
Republik Indonesia
Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) telah menciptakan varietas padi
yang dapat dikembangkan di lahan irigasi dan tadah hujan. Pada tahun 2011 telah
dilepas varietas unggul baru (VUB) dengan nama Inpari 19 dengan umur yang
genjah dengan potensi malai tinggi sehingga menjadi alternatif varietas padi
yang layak untuk dikembangkan. Inpari 19 sesuai ditanam di lahan irigasi dan
tadah hujan dengan ketinggian 0-600 mdpl. Umur tanaman hanya 104 hari dengan
tinggi tanaman 102 cm dan potensi hasil mencapai 9,5/ha GKG. Tekstur nasi pulen
yang disukai sebagian besar masyarakat umumnya. Dilihat dari tingkat
ketahanannya terhadap hama dan penyakit, varietas ini tahan terhadap wereng
batang coklat biotipe 1 dan 2, agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe
3 dan tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan hawar daun
bakteri patotipe IV dan rentan terhadap hawar daun bakteri patotipe VIII.
Varietas Inpari 19 telah direkomendasikan sebagai varietas unggul baru
adaptif di sejumlah wilayah Kab. Sukabumi dengan produktivitas tanaman mencapai
7,0 ton GKG/ Ha lebih tinggi ketimbang produktivitas tanaman padi sawah
rata-rata di Kab. Sukabumi saat ini yang baru sekitar 6,4 ton GKG/ Ha. Varietas
Inpari 19 juga sebagai model percontohan percepatan adopsi teknologi PTT padi
sawah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi dalam
mendukung program P2BN di Kab. Sukabumi dengan target tanam seluas 158.154 Ha
untuk mencapai surplus beras sebanyak 250 ribu ton pada tahun 2014 dan
diharapkan dapat berdampak luas terhadap peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan pelaku utama/petani.
Varietas Inpari 19 mulai dikembangkan di Kabupaten Lombok Tengah dan
kab. Lombok Utara (KLU) NTB. Inpari 19 yang berumur pendek, provitas cukup
tinggi, dan rasa nasinya yang pulen dinilai sesuai dengan kondisi agroklimat di
KLU, sehingga disukai oleh masyarakat KLU. Hasil ubinan rata-rata Inpari 19
mencapai 8,1 ton/ha GKP sehingga menjadi varietas andalan untuk dikembangkan di
KLU.
Varietas Inpari 19 merupakan VUB yang cocok dikembangkan dan
dibudidayakan petani di Kab. Padanglawas (Palas). Hasil uji adaptasi varietas
Inpari 19 di Kab. Palas menunjukkan bahwa setelah dilakukan proses penanaman,
perawatan dan pengujian dosis pemupukan serta dilakukan panen perdana, ternyata
sesuai dan dapat beradaptasi dengan kondisi tanah di Palas.
Selain di Sukabumi, Lombok Tengah, Lombok Utara dan Palas, Inpari 19
juga cocok ditanam di provinsi ujung paling barat Indonesia, DI Aceh dan DI
Yogyakarta karena produktivitasnya melebihi rata-rata nasional. Inpari 19 juga
direkomendasikan di wilyah Kab. Klaten Jawa Tengah untuk ditanam pada saat MT
III untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit karena daya tahannya yang
bagus dengan umur pendek dan cepat panen.
Sumber: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman PanganSumber: Prosiding Semnas Teknologi Peternakan dan Veteriner Tahun 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar