Jumat, 07 November 2014

SUPER 1 dan 2, VUB Sorgum Manis untuk Sumber Bioetanol



SUPER 1 dan 2, VUB Sorgum Manis untuk Sumber Bioetanol
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Sorgum unggul sumber pangan dan energi, SUPER, kurang lebih demikian filosofi yang terkandung dalam penamaan 2 (dua) varietas sorgum rilisan terbaru dari Balai Penelitian Tanaman Serealia. Unit kerja di bawah payung koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan yang terletak di Maros, Sulawesi Selatan ini baru saja merilis Super-1 dan Super-2, varietas unggul sorgum manis. Kedua VUB (varietas unggul baru) ini digadang-gadang dapat menjadi alternatif sumber bahan baku bioetanol di dalam negeri, disamping fungsi lainnya sebagai sumber pangan dan hijauan untuk pakan ternak.

Super-1 yang dikembangkan dari seleksi galur murni varietas lokal Watar Hammu Putih asal Sumba, NTT dan Super-2 yang dikembangkan dari galur introduksi ICRISAT (International Crops Research Institute for the Semi-Arid Tropics) merupakan varietas sorgum manis dengan potensi hasil biji mencapai 6 t/ha dan potensi kandungan nira lebih dari 17% skala brix. Kedua varietas ini pada kondisi pertanaman optimal mampu menghasilkan bioetanol antara 8000-9000 l/ha. Disamping itu, kedua varietas ini juga memiliki keunggulan tambahan pada biomassa yang dihasilkannya, yaitu mencapai lebih dari 30 t/ha. Dibarengi dengan ketahanannya terhadap sejumlah hama penyakit utama seperti aphids, antraknos, karat daun, dan hawar daun, Super-1 dan Super-2 cukup menjanjikan untuk dikembangkan secara luas dalam memenuhi kebutuhan bioetanol dalam negeri.

Kepada pemulia Super-1 dan Super-2, Dr. Marcia B. Pabendon, diucapkan selamat atas dilepasnya kedua VUB ini. Tahap selanjutnya yang perlu disiapkan adalah ketersediaan benih sumbernya untuk pengembangan lebih luas dan upaya-upaya penderasan adopsinya oleh petani dan stakeholder lainnya. Selamat bekerja dan salam SUPER.

Keunggulan komparatif Super-1 dan Super-2 terhadap varietas yang telah ada.

Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar