Selasa, 04 November 2014

Kacang Hijau VIMA 2 Lahir Untuk Antisipasi Kekeringan



Kacang Hijau VIMA 2 Lahir Untuk Antisipasi Kekeringan
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan frekuensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim.  Perubahan iklim tersebut mendorong peningkatan suhu bumi yang telah dan akan merubah kondisi iklim global, regional dan lokal.  Perubahan iklim diyakini akan berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan dan sektor pembangunan, terutama sektor pertanian, dan dikuatirkan akan mendatangkan masalah baru bagi keberlanjutan produksi pertanian, terutama tanaman pangan.  Pemanasan global dapat menyebabkan perubahan yang signifikan dalam sistem fisik dan biologis  seperti peningkatan intensitas badai tropis, perubahan pola presipitasi, salinitas air laut, perubahan pola angin, masa reproduksi hewan dan tanaman, distribusi spesies dan ukuran populasi, frekuensi serangan hama dan wabah penyakit.  Salah satu dari dampak perubahan iklim adalah kekeringan.  Pada akhir musim hujan di lahan kering maupun tadah hujan, kekurangan air  (kekeringan) menyebabkan tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik.  Komoditas kacang hijau relatif lebih mampu tumbuh dan berproduksi dalam kondisi kering, sehingga dapat meningkatkan indeks pertanaman dan mampu meningkatkan penghasilan petani.  

Kacang hijau dengan karakteristik umurnya yang genjah dan hasil tinggi, potensial untuk dikembangkan baik di lahan sawah maupun di lahan kering. Pada lahan kering, kacang hijau biasa ditanam sesudah padi gogo atau jagung.  Pada daerah-daerah dengan keterbatasan tenaga kerja, varietas kacang hijau yang memiliki karakteristik masak serempak menjadi sangat penting. Salah satu varietas unggul kacang hijau Balitbangtan, varietas Vima 2, memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: memiliki produktivitas di atas varietas  Kutilang dan Vima 1, dengan potensi hasil mencapai 2,44 t/ha dan rata-rata hasil 1,80 t/ha, berumur genjah (56 HST), masak serempak, terindikasi toleran terhadap serangan thrips pada fase generatif karena bunganya tidak mudah rontok dan berhasil membentuk polong. Varietas Vima 2 dapat dikembangkan di beberapa daerah yang sebagian besar menyukai kacang hijau yang berwarna hijau mengkilap, misalnya di beberapa daerah di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi. (MWT)

Sumber: Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar