Sabtu, 08 November 2014

Serangan Hama Lalat Bibit Pada Kedelai Setelah Padi Sawah dan Antisipasinya



Serangan Hama Lalat Bibit Pada Kedelai Setelah Padi Sawah dan Antisipasinya
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Sebanyak 60% produksi kedelai di Indonesia di tanam di lahan sawah pada pola tanam padi-padi-kedelai.  Untuk menghadapi musim tanam kedelai di lahan sawah pada musim kemarau ini, sangat rawan mendapat serangan hama lalat bibit kacang Ophiomyia phaseoli Tryon.  Tingkat serangan hama ini dapat mencapai 80% bahkan mampu mengakibatkan puso apabila populasi lalat bibit cukup tinggi.

Catatan redaksi menyebutkan bahwa serangan lalat kacang ini ditandai oleh adanya bintik-bintik putih pada keping biji, daun pertama atau kedua. Bintik-bintik tersebut adalah bekas tusukan alat peletak telur lalat kacang betina. Tanda serangan larva pada keping biji dan daun berupa garis berkelok-kelok berwarna coklat. Pada batang, ulat menggerek melengkung mengelilingi batang di bawah kulit batang dan akhirnya berkepompong pada pangkal batang. Akibat gerekan tersebut tanaman menjadi layu, mengering, dan mati. Lalat kacang betina meletakkan telur pada tanaman muda yang baru tumbuh. Telur diletakkan di dalam lubang tusukan antara epidermis atas dan bawah keping biji atau disisip­kan dalam jaringan mesofil dekat pangkal keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua.  Telur berwarna putih seperti mutiara dan berbentuk lonjong dengan ukuran panjang 0,31 mm dan lebar 0,15 mm. Setelah dua hari, telur menetas dan keluar larva. Larva lalat kacang berukuran kecil, mula-mula berwarna putih kuning kemudian berubah menjadi kecoklatan. Larva masuk ke dalam keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua, kemudian membuat lubang gerekan sambil makan.  Selanjutnya larva menggerek batang melalui kulit batang sampai ke pangkal akar kemu­dian berkepompong di bawah epidermis kulit batang atau kulit akar pada pangkal batang atau pangkal akar. Pada pertumbuhan penuh, panjang tubuh larva mencapai 3,75 mm. Kepompong mula-mula berwarna kuning kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan.

Selain kedelai, lalat kacang juga dapat menyerang kacang hijau, kacang merah, kacang uci, kacang tunggak, kacang hiris, orok-orok, Vigna kosei, Phaseolus mungo, P. trilobus dan P. Semierectus.

Pengendalian hama lalat bibit kacang ini dapat dilakukan dengan : a) menanam kedelai secara serentak dalam suatu areal luas, b) pemanfaatan mulsa jerami sebagai penutup tanah dapat mengurang intensitas serangan lalat bibit lebih dari 50%,  c)  untuk daerah endemik serangan lalat bibit kacang dapat di lakukan dengan perlakuan benih dengan insektisida fipronil dan carbosulfan, d) penyemprotan insektisida pada umur 7 – 9 hari dengan insektisida dekametrin, permetrin, dan carbosulfan.

Sumber: Prof. Marwoto (Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar