Fase Kritis Terjadinya Infeksi Virus Tungro
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanman Pangan Kementerian Pertanian
Republik Indonesia
Keberadaan populasi awal wereng hijau (vektor virus tungro) akan
menentukan kepadatan populasi generasi selanjutnya jika tersedia cukup makanan
dan kondisi lingkungan yang sesuai. Wereng hijau masih dapat bertahan hidup
pada singgang (ratun tanaman padi) dan gulma di sekitar pertanaman. Di suatu
daerah dengan pola tanam yang tidak serempak, akan selalu tersedia makanan dan
tempat berkembang bagi wereng hijau. Ketersediaan sumber inokulum (tanaman
terinfeksi atau tanaman bergejala tungro; gulma terinfeksi) merupakan faktor
utama terjadinya infeksi tungro jika terdapat populasi wereng hijau.
Infeksi tungro sudah dapat terjadi di persemaian, khususnya pada
persemaian terbuka atau persemaian yang dibuat di lahan sekitar atau dalam
pertanaman yang sebelumnya terinfeksi tungro. Di wilayah endemis tungro dengan
pola tanam tidak serempak, persemaian terbuka yang dibuat sebelum pengolahan
lahan akan menjadi sasaran utama infeksi tungro. Keberadaan wereng hijau dan
sumber inokulum awal menjadi penyebab terjadinya infeksi di persemaian. Gejala
tungro di persemaian belum dapat dilihat secara visual. Gejala tungro akan
terlihat setelah 15 - 20 hari setelah tanam (HST) atau 2 - 3 minggu setalah
tanam (MST).
Tanaman terinfeksi pada 2 - 3 MST menjadi sumber inokulum primer untuk
infeksi ke tanaman lain yang didukung oleh keberadaan populasi wereng hijau
generasi pertama atau wereng hijau migran dari pertanamn lain khususnya di
wilayah dengan pola tanam tidak serempak. Eradikasi sumber inokulum primer
sejak dini merupakan tindakan pengendalian yang utama harus dilakukan untuk
mencegah dan menekan terjadinya penularan sekunder di pertanaman. Perkembangan
populasi wereng hijau akan meningkat hingga 4 MST dan akan menurun memasuki 6 MST.
Infeksi virus tungro masih dapat terjadi pada 6 MST (30 - 35 HST)
sebelum tanaman memasuki fase generatif jika masih terdapat sumber inokulum dan
populasi vektor di pertanaman atau terjadi migrasi wereng hijau dari pertanaman
terinfeksi di sekitarnya. Gejala tungro hasil infeksi pada 6 MST umumnya tidak
terlihat, karena masa inkubasi gejala bertepatan dengan pertanaman masuk fase
generatif. Namun demikian, sering terlihat adanya kekerdilan pada rumpun
tanaman jika terjadi intensitas infeksi yang tinggi. Gejala tungro akan muncul
saat tumbuh ratun, jika tidak segera dilakukan pengolahan lahan setelah panen
dan akan menjadi sumber inokulum bagi musim tanam berikutnya.
Sumber: Dr. Heru Praptana (Loka Penelitian Penyakit Tungro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar