Sehat dengan Ubijalar Ungu
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanman Pangan Kementerian Pertanian
Republik Indonesia
Di Indonesia, 89% produksi ubijalar digunakan sebagai bahan pangan
dengan tingkat konsumsi 7,9 kg/kapita/tahun. Sedangkan sisanya dimanfaatkan
untuk bahan baku industri, terutama saus dan pakan ternak. Selama ini
penggunaan ubi jalar sebagai bahan pangan masih terbatas dalam bentuk makanan
tradisional, seperti ubi rebus, ubi goreng, kolak, getuk, timus, dan keripik,
sehingga citranya rendah. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pangan sehat maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga mulai
bergeser. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen memiliki
komposisi gizi yang baik serta tampilan dan cita rasa yang enak. Tanaman yang
mempunyai nama latin “Ipomea batatas” ini kini sudah banyak digunakan orang
sebagai bahan untuk membuat bakpao, cake, kue bahkan es krim, dan jus ubijalar
ungu. Dibandingkan dengan ubi jalar yang lain, ubi jalar ungu ini mengandung
senyawa antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan dan penangkap radikal
bebas. Sehingga, berperan dalam mencegah terjadinya penuaan, kanker, dan
penyakit degeneratif seperti arteriosklerosis. Selain itu, antosianin juga
memiliki kemampuan sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik terhadap mutagen
dan karsinogen yang terdapat pada bahan pangan dan produk olahannya, mencegah
gangguan fungsi hati, antihipertensi, dan menurunkan kadar gula darah
(antihiperglisemik).
Balitbangtan telah berhasil merakit varietas unggul ubi jalar ungu
yang diberi nama Antin 2 (SK Mentan :
189/Kpts/SR.120/2/2014) dan Antin 3 (SK Mentan : 190/Kpts/SR.120/2/2014). Kedua
varietas ini dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat saja
namun juga untuk memenuhi gizi masyarakat dengan kandungan antosianin tinggi
yang berkhasiat untuk kesehatan pun harganya relatif murah.
Ubijalar Antin 2 memiliki potensi hasil 37,1 t/ha dengan umur 4 – 4,5
bulan, kadar antosianin 130,2 mg/100 g (bb), rasa enak, toleran kekeringan
serta cocok ditanam pada lahan tegalan dan sawah sesudah padi. Pasta ubijalar
ungu dapat dipakai sebagai bahan baku pangan sekaligus substitusi tepung terigu
atau ketan misalnya saja kue basah/jajanan, seperti onde-onde, kue mangkok,
bakpao, kue talam, puding dan lain-lain dengan persentase penggunaan 30-100%.
Pasta ubijalar 100% dapat digunakan untuk jus, 50-100% untuk es krim dan es
puter, 40% untuk mie basah/kering, 50-100% untuk saos dan selai, 40-50% untuk
cake dan muffin. Tampilan dan rasa produk-produk Balitbangtan tersebut mampu
bersaing dengan produk yang diolah dari 100% terigu. Lebih dari itu, aman
dikonsumsi karena tidak menggunakan pewarna buatan.
Sementara itu, Ubijalar Antin 3 yang memiliki potensi hasil 30,6 t/ha,
umur 4-4,5 bulan, kandungan antosianin 150,7 mg/100 g (bb), toleran kekeringan,
cocok di tanam pada lahan tegalan dan sawah sesudah padi.
Warna ungu yang lebih gelap ini
sesuai untuk pewarna alami dan diolah menjadi tepung. Di lain sisi, filtrat
hasil ekstraksi Antin 3 ini dapat digunakan sebagai pewarna alami pada produk
es krim dan sirup. Bahkan, tepungnya dapat mensubstitusi terigu sampai 50% pada
berbagai produk yang menghendaki warna gelap/coklat, seperti kue kering, cake,
brownies kukus, jenang/dodol, dan lain-lain. Selain berkhasiat dan mengurangi
penggunaan terigu, pemanfaatan pasta dan tepung ubijalar ungu tersebut juga
mendukung program diversifikasi pangan lokal.
Sumber: Prof. Marwoto (Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar